Prinsip Akuntansi Indonesia merupakan himpunan
prinsip, prosedur, metode dan teknik akuntansi yang mengatur penyusunan laporan
keuangan, khususnya yang ditujukan kepada pihak luar, seperti pemegang saham,
kreditur, fiskus dan sebagainya. Perumusan prinsip-prinsip, prosedur, metode
dan teknik-teknik dalam Prinsip Akuntansi Indonesia dibatasi pada hal-hal
yang berhubungan dengan akuntansi keuangan dan diungkapkan secara garis besar
saja. Prinsip-prinsip yang memerlukan penjabaran lebih lanjut akan diatur dalam
“pernyataan” tersendiri. Di samping itu, prinsip-prinsip yang diatur dalam
Prinsip Akntansi Indonesia
merupakan prinsip-prinsip yang bersifat umum, artinya tidak mencakup praktek
akuntansi untuk industri-industri tertentu, seperti perbankan, asuransi dan
lain-lain.
a.
Definisi
Yang dimaksud dengan aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh
dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam
operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
b.
Pengakuan
awal
Aktiva tetap yang diperoleh dalam bentuk siap pakai dicatat berdasarkan
harga beli ditambah biaya yang terjadi dalam rangka menempatkan aktiva tersebut
pada kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan, seperti bea masuk, pajak
penjualan, biaya pengangkutan, biaya pemasangan dan lain sebagainya..
c.
Pengeluaran setelah perolehan (subsequent
expenditure :
Biaya
sehubungan dengan penambahan, perbaikan atau penggantian komponen aktiva tetap
yang memperpanjang masa manfaat, meningkatkan kapasitas atau mutu produksi dari
aktiva tetap yang bersangkutan harus ditangguhkan/dikapitalisasi dengan
mendebit perkiraan aktiva/perkiraan akumulasi penyusutannya. Pelaksanaan
perlakuan biaya ini tergantung pada kebijakan perusahaan yang antara lain
didasarkan pada pertimbangan materialitas jumlah yang bersangkutan.
d.
Penyusutan
Penyusutan aktiva tetap harus dilakukan
secara layak berdasarkan taksiran masa manfaatnya.
2. Aset tetap dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK)
Aset tetap dimuat dalam PSAK No. 16 Tahun 2004 Tentang Aktiva Tetap
dan Aktiva Lain-lain
PSAK No.
16 telah ada mulai tahun 1994. Antara
PSAK No. 16 tahun 1994, 1995, 1996, 1999, 2002 dan 2004 tidak memiliki
perbedaan, Banyak hal mengenai aset
tetap yang dibahas dalam PSAK No. 16 tahun 2004, diantaranya tampak seperti
diuraikan berikut :
Definisi
Aset tetap
adalah aset berwujud yang:
(a)
Dimiliki untuk digunakan dalam produksi
atau penyediaan barang dan jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau
untuk tujuan administratif; dan
(b)
Diharapkan untuk digunakan selama lebih
dari satu peiode.
Pengakuan awal
Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea
impor, dan PPN Masukan Tak Boleh Restitusi (non-refundable),
dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa
aktiva tersebut ke kondisi yang membuat aktiva tersebut dapat bekerja untuk
penggunaan yang dimaksudkan; setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari
harga pembelian. Contoh dari biaya yang dapat diatribusikan secara langsung
adalah :
(a). biaya persiapan tempat;
(b). biaya
pengiriman awal (initial delivery)
dan biaya simpan dan bongkar-muat (handling
costs) ;
(c). biaya
pemasangan (installation costs); dan
(d). biaya
professional seperti arsitek dan insinyur.
Pertukaran Aset Tetap
Pertukaran aset tetap, dibedakan menjadi dua, yakni pertukaran aset tetap
yang sejenis/serupa dan pertukaran aset tetap yang tidak sejenis/tidak serupa.
Pertukaran Aktiva Sejenis
Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atas
suatu aktiva yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dalam bidang usaha
yang sama dan memiliki suatu nilai wajar serupa. Suatu aktiva tetap juga dapat
dijual dalam pertukaran dengan kepemilikan aktiva yang serupa. Dalam kedua
keadaan tersebut, karena proses perolehan penghasilan (earning process) tidak lengkap, tidak ada keuntungan atau kerugian
yang diakui dalam transaksi. Sebaliknya, biaya perolehan aktiva baru adalah
jumlah tercatat dari aktiva yang dilepaskan. Tetapi, nilai wajar aktiva yang
diterima dapat menyediakan bukti dari suatu pengurangan (impairment) aktiva yang dilepaskan. Dalam keadaan ini aktiva yang
dilepaskan diturun-nilai buku-kan (written
down) dan nilai turun nilai buku (written
down)ini ditetapkan untuk aktiva baru. Contoh dari pertukaran aktiva serupa
termasuk pertukaran pesawat terbang, hotel, bengkel dan property real estate
lainnya. Jka aktiva lain seperti kas termasuk sebagai bagian transaksi
pertukaran, ini dapat mengindikasikan bahwa pos yang dipertukarkan tidak
memiliki suatu nilai yang serupa.