Selasa, 27 Desember 2011

Akuntansi Aset Tetap di Indonesia


            Prinsip Akuntansi Indonesia merupakan himpunan prinsip, prosedur, metode dan teknik akuntansi yang mengatur penyusunan laporan keuangan, khususnya yang ditujukan kepada pihak luar, seperti pemegang saham, kreditur, fiskus dan sebagainya. Perumusan prinsip-prinsip, prosedur, metode dan teknik-teknik dalam Prinsip Akuntansi Indonesia dibatasi pada hal-hal yang berhubungan dengan akuntansi keuangan dan diungkapkan secara garis besar saja. Prinsip-prinsip yang memerlukan penjabaran lebih lanjut akan diatur dalam “pernyataan” tersendiri. Di samping itu, prinsip-prinsip yang diatur dalam Prinsip Akntansi Indonesia merupakan prinsip-prinsip yang bersifat umum, artinya tidak mencakup praktek akuntansi untuk industri-industri tertentu, seperti perbankan, asuransi dan lain-lain.
a.         Definisi  
Yang dimaksud dengan aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

b.         Pengakuan awal
Aktiva tetap yang diperoleh dalam bentuk siap pakai dicatat berdasarkan harga beli ditambah biaya yang terjadi dalam rangka menempatkan aktiva tersebut pada kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan, seperti bea masuk, pajak penjualan, biaya pengangkutan, biaya pemasangan dan lain sebagainya..

c.          Pengeluaran setelah perolehan  (subsequent expenditure :
   Biaya sehubungan dengan penambahan, perbaikan atau penggantian komponen aktiva tetap yang memperpanjang masa manfaat, meningkatkan kapasitas atau mutu produksi dari aktiva tetap yang bersangkutan harus ditangguhkan/dikapitalisasi dengan mendebit perkiraan aktiva/perkiraan akumulasi penyusutannya. Pelaksanaan perlakuan biaya ini tergantung pada kebijakan perusahaan yang antara lain didasarkan pada pertimbangan materialitas jumlah yang bersangkutan.
d.      Penyusutan
Penyusutan aktiva tetap harus dilakukan secara layak berdasarkan taksiran masa manfaatnya.

2. Aset tetap dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Aset tetap dimuat dalam  PSAK No. 16 Tahun 2004 Tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain
            PSAK No. 16  telah ada mulai tahun 1994. Antara PSAK No. 16 tahun 1994, 1995, 1996, 1999, 2002 dan 2004 tidak memiliki perbedaan,       Banyak hal mengenai aset tetap yang dibahas dalam PSAK No. 16 tahun 2004, diantaranya tampak seperti diuraikan berikut :
Definisi
Aset tetap adalah aset berwujud yang:
(a)    Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
(b)   Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu peiode.

Pengakuan awal
Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor, dan PPN Masukan Tak Boleh Restitusi (non-refundable), dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang membuat aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan; setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian. Contoh dari biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah :
(a).          biaya persiapan tempat;
(b).          biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar-muat (handling costs) ;
(c).          biaya pemasangan (installation costs); dan
(d).          biaya professional seperti arsitek dan insinyur.

Pertukaran Aset Tetap
Pertukaran aset tetap,  dibedakan menjadi dua, yakni pertukaran aset tetap yang sejenis/serupa dan pertukaran aset tetap yang tidak sejenis/tidak serupa.

Pertukaran Aktiva Sejenis
Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atas suatu aktiva yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dalam bidang usaha yang sama dan memiliki suatu nilai wajar serupa. Suatu aktiva tetap juga dapat dijual dalam pertukaran dengan kepemilikan aktiva yang serupa. Dalam kedua keadaan tersebut, karena proses perolehan penghasilan (earning process) tidak lengkap, tidak ada keuntungan atau kerugian yang diakui dalam transaksi. Sebaliknya, biaya perolehan aktiva baru adalah jumlah tercatat dari aktiva yang dilepaskan. Tetapi, nilai wajar aktiva yang diterima dapat menyediakan bukti dari suatu pengurangan (impairment) aktiva yang dilepaskan. Dalam keadaan ini aktiva yang dilepaskan diturun-nilai buku-kan (written down) dan nilai turun nilai buku (written down)ini ditetapkan untuk aktiva baru. Contoh dari pertukaran aktiva serupa termasuk pertukaran pesawat terbang, hotel, bengkel dan property real estate lainnya. Jka aktiva lain seperti kas termasuk sebagai bagian transaksi pertukaran, ini dapat mengindikasikan bahwa pos yang dipertukarkan tidak memiliki suatu nilai yang serupa.

Selasa, 20 Desember 2011

KRITIK ATAS AKUNTANSI KOMITMEN


Fungsi utama dari akuntansi komitmen adalah dalam kontrol anggaran. Gagasannya adalah bahwa akun-akun bulanan yang mencatat hanya faktur yang diterima atau dibayar  nilai terhadap proses pengambilan keputusan. Agar manajer dapat mengendalikan anggaran mereka, mereka perlu mengetahui seberapa besar anggaran yang telah menjadi komitmen dalam hubungan pesanan yang dibuat. Kalau manajer hanya menerima akun-akun yang mencakup penerimaan dan pembuatan faktur saja, manajemen dapat dengan mudah menjadi terlalu terpaku atau terlalu berkomitmen (overcommitted) kepada anggarannya. Tentu saja manajer yang berhati-hati akan mengetahui bahwa akun-akun tersebut tidak memasukkan pesanan yang telah dibuat namun fakturnya belum diterima, dan akan membuat catatan mereka sendiri mengenai hal ini sehingga mereka tidak membuat anggaran mereka overcommitted. Pertanyaan yang muncul adalah “Jika informasi akuntansi ini sangat relevan untuk manajer, mengapa tidak dimasukkan dalam akun-akun?”
Karena berkaitan dengan fungsi utamanya, maka akuntansi komitmen berfokus pada pesanan yang telah dibuat. Pesanan yang diterima yang berhubungan dengan pendapatan, tidak akan dicatat sampai faktur dikirimkan. Masalah pengendalian anggaran tidak memengaruhi pendapatan dengan cara yang sama seperti halnya pengendalian anggaran memengaruhi beban. Walaupun ada kasus yang menyatakan bahwa akuntansi komitmen meningkatkan pengendalian anggaran adalah baik, ada masalah yang turut terlibat dalam mengadopsi akuntansi komitmen ini dalam akun-akun. Masalah ini adalah bahwa pos tertentu yang telah didukung oleh pengiriman pesanan akan dicatat sebagai beban. Secara umum, tidak ada kewajiban hukum yang ditimbulkan dan pesanan tersebut dapat dibatalkan dengan mudah. Maka sulit untuk menerima bahwa pesanan ini adalah beban untuk periode akuntansi dimana pesanan tersebut baru dibuat.
Terdapat jenis masalah yang timbul dalam akuntansi berbasis akrual yang lebih berbahaya ketika organisasi menerapkan sistem akuntansi komitmen ini. Misal, ada manajer yang anggarannya masih di bawah batas maksimal sebulan sebelum akhir tahun anggaran. Manajer mengetahui bahwa level normal dari pembelanjaan akan membuat pengeluaran anggaran terlalu rendah dan hal ini dapat menyebabkan anggaran tahun berkutnya menjadi berkurang. Dalam akuntansi akrual, untuk memastikan bahwa seluruh anggaran dibelanjakan, maka pesanan tambahan akan diajukan dan faktur yang diterima akan dicatat. Hal ini menjadi masalah, namun setidaknya dibatasi oleh waktu mulai dari pesanan diajukan sampai dengan faktur tersebut diterima.
Jika menggunakan akuntansi komitmen, manajer dapat dengan mudah mengeluarkan pesanan saat mendekati akhir tahun anggaran untuk menghabiskan anggaran tersebut. Sementara, kecil kemungkinannya untuk mencegah pesanan dibatalkan setelah tahun anggaran yang baru dimulai. Faktanya, dalam praktik untuk akuntansi komitmen ini adalah mengeluarkan semua pesanan yang dibuat namun fakturnya belum diterima dari akun-akun. Hal ini berarti bahwa walaupun akuntansi komitmen dapat meningkatkan pengendalian anggaran dan dapat digunakan sebagai alat untuk melaporkan kinerja secara periodik kepada manajer, praktik profesional beberapa negara membatasi penggunaannya dalam akun-akun tertentu.
Jika akuntansi komitmen diadopsi selama tahun anggaran, konversi dari akuntansi komitmen menjadi akrual biasa pada akhir tahun adalah sebagai berikut:
Pesanan yang dibuat                  xxx
               Belanja ABC                                       xxx
               Belanja XYZ                                       xxx
Jurnal ini dibuat untuk pesanan yang telah dibuat namun fakturnya belum diterima pada akhir tahun. Jurnal ini akan dibalik dalam tahun anggaran yang baru sehingga akun yang dicatat kembali menjadi komitmen yang dicatat.


Kelompok Asersi Laporan Keuangan


Terdapat  5 (lima )kelompok umum asersi laporan keuangan , yaitu :

§         Keberadaannya atau keterjadiannya ( existence or occurrence )
Asersi tentang keberadaan atau terjadinya berhubungan    dengan apakah aktiva atau utang perusahaan benar–benar ada pada tanggal neraca dan transaksi–transaksi yang tercatat telah benar–benar terjadi selama periode tertentu.
Keberadaan (eksistensi) suatu aktiva tidak hanya dilihat dari ujud fisiknya saja, seperti kas , persediaan dan aktiva tetap , namun ada pula yang tidak ada ujud fisiknya , misalnya piutang dan utang usaha. Sehubungan dengan saldo piutang  di atas , manajemen hanya menyatakan bahwa piutang yang terdiri dana piutang usaha , benar – benar ada pada tanggal neraca. Manajemen tidak menyatakan  bahwa Rp10.000.000,– adalah jumlah yang benar
§         Kelengkapannya ( completeness )
Asersi tentang kelengkapannya berhubungan dengan apakah telah memasukkan semua transaksi dan akun ( rekening ) yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan.
         Asersi manajemen tentang saldo piutang Rp. 10.000.000,– mempunyai arti bahwa jumlah tersebut telah meliputi semua transaksi dan kejadian yang mempengaruhi saldo piutang tersebut , tidak ada piutang yang tidak dilaporkan (under stated) atau dinyatakan lebih (over stated). Auditor sangat memperhatikan terhadap asersi kelengkapan ini dalam kaitannya untuk menentukan kemungkinan adanya penyajian komponen laporan keuangan yang kurang dari yang seharusnya dengan menghilangkan sesuatu  atau transaksi yang seharusnya ada.
§         Hak dan kewajiban ( right and obligations )
Asersi tentang hak(rights) dan kewajiban(obligations) berhubungan dengan apakah aktiva tersebut benar – benar milik perusahaan dan semua utang adalah benar- benar kewajiban perusahaan pada tanggal neraca.
Asersi ini menyatakan ,bahwa manajemen secara implisit menyatakan bahwa piutang dan aktiva – aktiva lainnya yang dilaporkan pada neraca benar – benar milik perusahaan , dan utang – utang yang dilaporkan pada neraca benar – benar kewajiban perusahaan secara sah. Dengan demikian asersi ini hanya berkaitan dengan komponen – komponen neraca khususnya aktiva dan utang.
§         Penilaian atau alokasi ( valuation or allocation )
Asersi penilaian(valuation) atau alokasi(allocation) berkaitan dengan ketepatan metode penilaian maupun pengalokasian yang digunakan oleh perusahaan serta kebenaran perhitungannya.  
Setiap pelaporan komponen laporan keuangan dengan jumlah tertentu mempunyai arti bahwa jumlah tersebut (1) telah ditentukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum umum , dan (2) bebas dari kesalahan perhitungan atau kekeliruan klerikal.  
         Kesesuaian dengan prinsip akuntansi yang berterima umum meliputi ketepatan penerapan prinsip harga perolehan ( cost ) , mempertemukan (matching) , dan prinsip konsistensi. Asersi kesesuaian dengan prinsip akuntansi yang berterima umum ( PABU ) dapat meliputi penilaian bruto maupun netonya. Misalnya , piutang telah dinilai sebesar jumlah tagihan kepada pelanggan dan taksiran nilai bersih yang dapat direalisasi setelah mempertimbangkan taksiran tidak tertagihnya piutang ; dan aktiva tetap telah dilaporkan kedua-duanya yaitu sebesar harga perolehan mula – mula dan nilai bukunya setelah mempertimbangkan jumlah akumulasi depresiasinya.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa asersi penilaian atau alokasi berhubungan dengan tiga hal sebagai berikut : (1) penilaian bruto , (2) penilaian neto , dan (3) ketelitian matematis. Kategori asersi ini juga meliputi kelayakan ( reasonableness ) terhadap estimasi akuntansi yang dibuat manajemen.

§         Penyajian dan pengungkapan ( presentation and disclosure )
Asersi tentang penyajian(presentation) dan pengungkapan(disclosure) berhubungan dengan apakah masing – masing komponen laporan keuangan telah diklasifikasikan , dijelaskan dan diungkapkan dengan benar.
                 Manajemen secara implisit menyatakan bahwa setiap komponen laporan keuangan telah disajikan secara benar dan diungkapkan secara memadai. Dalam hal penyajian piutang harus benar-benar menampakan piutang yang dapat direalisasikan, dalam arti setiap kemungkinan tidak tertagihnya piutang harus sudah diperhitungkan melalui pembentukan rekening penyisihan piutang kecuali dinyatakan lain. Hal-hal yang menyangkut piutang secara signifikan harus dijelaskan(diungkapkan),misalnya adanya piutang yang digadaikan, tidak dibentuknya penyisihan piutang, timbulnya kewajiban bersyarat(contingent liability) dan lain sebagainya.

Asersi Laporan Keuangan dan Management


Asersi adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam komponen laporan keuangan. Penyataan tersebut dapat bersifat eksplisit dan implisit.
·         Bersifat Eksplisit
Kas PT XYZ pada tanggal 31 Desember 2000 adalah sebesar Rp 2.000.000. Ini berarti manajemen membuat asersi eksplisit sebagai berikut :
1.    Bahwa kas tersebut benar-benar ada pada tanggal 31 Desember 2000
2.    Bahwa saldo kas yang benar adalah Rp 2.000.000
·         Bersifat Implisit
Asersi implisit yang terkandung adalah :
1.    Bahwa semua kas yang seharusnya dilaporkan telah dimasukkan dalam jumlah tersebut.
2.    Bahwa semua kas dilaporkan tersebut dimiliki oleh PT XYZ pada tanggal 31 Desember 2000.
3.    Bahwa tidak ada batasan apapun terhadap penggunaan kas yang dilaporkan tersebut.
Asersi Manajemen
Ada 5 golongan besar asersi manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan yaitu :
Asersi Manajemen
Penjelasan
Keberadaan atau
Keterjadian

Harta dan Kewajiban, ada pada tanggal tertentu; dan transaksi pendapatan dan biaya, terjadi dalam periode tertentu.

Kelengkapan

Semua transaksi dan akun yang seharusnya, telah disajikan dalam laporan keuangan.

Penilaian/alokasi
Komponen harta, kewajiban, pendapatan dan biaya, telah disajikan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya.
Penyajian dan
pengungkapan
Komponen tertentu laporan keuangan, telah digolongkan, digambarkan dan diungkapkan secara semestinya.
Hak & Kewajiban

Harta adalah hak dan utang adalah kewajiban


Asersi Manajemen dan Tujuan Audit
Tujuan audit umum dan tujuan audit khusus yang terkait dengan asersi manajemen akan memberikan kerangka kerja untuk mengumpulkan bahan bukti audit yang kompeten dan cukup.
Berikut ini adalah contoh tujuan audit spesifik berkait transaksi pada setiap asersi manajemen, yang diterapkan pada penjualan.
Asersi Manajemen
Tujuan Audit Umum Berkait Transaksi
Tujuan audit spesifik berkait transaksi yang diterapkan pada penjualan

Keberadaan atau keterjadian

Keberadaan atau eksistensi
Penjualan yang dicatat adalah untuk pengiriman kepada konsumen yang benar-benar ada.
Kelengkapan
Kelengkapan
Transaksi penjualan yang ada seluruhnya telah dicatat.
Penilaian atau alokasi
Akurasi
Penjualan yang dicatat adalah sejumlah barang yang dikirim dan ditagih serta dicatat dengan benar.
Hak dan Kewajiban
Klasifikasi


Saat pencatatan
Transaksi Penjualan di klasifikasikan dengan tepat.

Penjualan dicatat pada tanggal yang benar.

Penyajian dan Pengungkapan
Saat pencatatan posting dan pengikhtisaran
Transaksi penjualan dicatat dalam buku tambahan dengan benar dan diikhtisarkan dengan benar.