1. BIAYA
PER UNIT
Perhitungan
biaya berdasarkan fungsi dan aktivitas membebankan biay pada objek biaya,
seperti objek, pelanggan, pemasok, bahan baku, dan jalur pemasaran. Ketika
biaya dibebankan pada objek biaya, biaya per unit dihitung dengan membagi
jumlah biaya yang dibebankan dengan jumlah unit dari objek biaya tertentu.
Karena hal ini penting, perhitungan biaya produk per unit akan dibahas pertama.
Secara konseptual, perhitungan biaya per unit produk adalah sederhana.
Biaya
per unit (unit cost) adalah jumlah
biaya yang erkaitan dengan unit yang diproduksi dibagi dengan jumlah unit yang
diproduksi. Sebagai contoh, Leta Corporation memproduksi 100 telepon dengan
model yang sama dan jumlah biayanya adalah Rp6.000.000,00 maka biaya setiap
telpon adalah Rp.60.000,00. Meskipun konsep ini terlihat mudah, praktik
sesungguhnya dapat menjadi lebh rumit.
2. PERHITUNGAN
HARGA POKOK PRODUK BERDASARKAN FUNGSI
Perhitungan biaya produk berdasarkan
fungsi membenankan baiaya dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung
pada produk dengan menggunakan penelusuran langsung. Di lain pihak biaya overhead dibebankan dengan menggunakan
penelusuran penggerak dan alokasi. Secara fisik, perhitungan biaya berdasarkan
fungsi menggunakan penggerak aktivitas
tingkat unit untuk membebankan biaya overhead
pada produk. Penggerak aktivitas tingkat unit (unit level activity driver) adalah faktor-faktor yang menyebabkan
perubahan dalam biaya seiring dengan perubahan jumlah unit yang diproduksi.
Untuk biaya overhead dimana asumsi ini
berlaku, pembebanan berdasarkan unit sesuai dengan penulusuran bergerk. Untuk
biaya-biaya overhead yang tidak seuai
dengan asumsi, pembebanan biaya merupakan suatu proses alokasi.
Tarif perkiraan overhed berdasarkan fungsi membutuhkan spesifikasi dari penggerak
tingkat unit, yaitu suatu perkiraan dari kapasitas yang diukur peggerak dan
perkiraan dari overhead yang
diharapkan. Contoh-contoh penggerak tingkat unit yang umumnya digunakan untuk
membebankan overhead meliputi:
1. Unit
yang diproduksi
2. Jam
tenga kerja langsung
3. Biaya
tenaga kerja langsung
4. Jam
mesin
5. Biaya
bahan baku langsung
Setelah memiliki penggerak tingkat unit,
langkah selanjutnya adalah menentukan kapasitas aktivitas yang diukur penggerak
tersebut. Meskipun tingkay kapasitas apa pun yang wajar dapat dipilih, empat
kandidat yang umum adalah kapasitas yang diharapkan, kapasitas normal,
kapasitas teoritis, dan kapasitas praktis. Kapasitas aktivitas yang diharapkan
(expected activity capacity) adalah
output aktitas yang diharapkan perusahaan dapat tercapai padatahun mendatang.
Kapasitas aktivitas
normal (normal activity capacity) adalah output aktivitas rata-rata yang
dialami perusahaan dalam jangka panjang (volume normal dihitung selama lebih
dari satu periode). Kapasitas aktivitas teoritis
0 comments:
Posting Komentar
tolong diisi yha . .