Di setiap negara,
penyusunan laporan keuangan memiliki standar dan tahapan yang
berbeda-beda. Standar dan tahapan
tersebut ditentukan oleh kalangan profesi yang bergabung dalam sebuah lembaga
resmi. Misalnya di Amerika Serikat, terdapat lembaga yang menangani masalah
akuntansi dan pelaporannya yaitu Financial
Accounting Standar Board (FASB).
Untuk menyamakan
standar dan tahapan dalam membuat laporan keuangan di seluruh dunia, tanggal 29
Juni 1973 didirikan lembaga yang menangani standar dan tahapan laporan keuangan
yaitu International Accounting Standard Committee (IASC). Lembaga ini didirikan oleh
lembaga-lembaga profesi dari Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Jepang,
Meksiko, Belanda, dan Inggris pada pertemuan perdana di Inggris. Agenda
pertamanya adalah mengakui praktik akuntansi di semua negara. Lembaga ini kemudian
menyepakati International Accounting
Standard (IAS) yang akan menjadi cikal bakal International Financial Reporting Standard (IFRS) pada tahun 1974.
Pada tahun ini juga ada negara-negara baru yang menjadi anggota pertama dari
IASC yaitu Belgia, India, Israel, Selandia Baru, Pakistan, dan Zimbabwe.
Pada tahun 1976
cakupan IASC semakin luas dengan berlangsungnya kerjasama antara IASC dengan
Kelompok Sepuluh Gubernur Bank dalam aspek dana proyek IASC dan laporan
keuangan bank. Setahun kemudian dibentuk International
Federation of Accounting (IFAC) sebagai bagian dari IASC. Meskipun IFAC
merupakan bagian dari IASC, namun IFAC memiliki misi dan tujuan terendiri. Misi
IFAC adalah untuk mendukung perkembangan profesi akuntansi dengan harmonisasi
standar sehingga akuntan dapat memberikan jasa berkualitas tinggi secara
konsisten demi kepentingan umum. Tujuan dari IFAC adalah upaya pengembangan International Standar Audits (ISAs),
kode etik, kurikulum pendidikan, standar akuntansi sektor swasta, dan
kaidah-kaidah bagi akuntan dalam berbisnis atau mereka yang terlibat dalam
teknologi.
Tahun 1978,
Nigeria dan Afrika Selatan bergabung dengan IASC. Kemudian pada tahun 1980
diadakan pertemuan antarpengurus Kelompok Akuntansi dan Pelaporan PBB bertemu
untuk pertemakalinya dan menandatangani kerjasama antara IASC dan Kelompok
Akuntansi dan Pelaporan PBB. Dua tahun kemudian International Financial Accounting Standard (IFAC) mendorong IASC
untuk menjadi standar akuntansi global. Semakin lama, apresiasi dari
negara-negara di dunia semakin meningkat. Hal ini terbukti dengan bergabungnya
Italia pada tahun 1983 dan Taiwan pada tahun 1984. Pada tahun 1995
negara-negara Uni Eropa menandatangani kesepakatan untuk menggunakan IAS
setelah melewati pertemuan-pertemuan formal sebelumnya.
Pada 1998 jumlah
anggota IFAC/IASC mencapai 140 lembaga yang tersebar di 101 negara. Akhirnya,
pertemuan menteri keuangan negara-negara yang tergabung dalam G-7 dan Dana
Moneter Internasional pada 1999 menyepakati dilakukannya penguatan struktur keuangan
dunia melalui IAS.
Pada 2001,
dibentuk IASB sebagai IASC. Tujuannya untuk melakukan konvergensi ke GAS dengan
kualitas yang meliputi prinsip-prinsip laporan keuangan dengan standar tunggal
yang transparan, bisa dipertanggung jawabkan, comparable, dan berguna bagi
pasar modal. Pada 2001, IASC, IASB dan SIC mengadopsi IASB. Pada 2002, FASB dan
IASB sepakat untuk melakukan konvergensi standar akuntansi US GAAP dan IFRS.
Langkah itu untuk menjadikan kedua standar tersebut menjadi sesuai.
Memang, hingga saat
ini IFRS belum menjadi satu-satunya standar akuntansi di dunia. Namun standar
ini telah digunakan oleh lebih dari 150 negara, termasuk Jepang, China, Kanada
dan 27 negara Uni Eropa. Selain itu, 85 dari negara-negara tersebut telah
mewajibkan laporan keuangan mereka menggunakan IFRS untuk semua perusahaan
domestik atau perusahaan yang tercatat. Bagi Perusahaan multinasional atau yang
memiliki partner dari Uni Eropa, Australia, Russia dan beberapa negara di Timur
Tengah memang tidak ada pilihan lain selain menerapkan IFRS.
Proses
yang panjang tersebut akhirnya menjadi apa yang disebut IFRS, yang merupakan
suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya berdasarkan
standar yang bisa diterima secara global. Jika sebuah negara beralih ke IFRS,
artinya negara tersebut sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global yang
akan membuat perusahaan bisa dimengerti oleh pasar dunia. Hal yang penting dari
peralihan ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-angka di laporan
keuangan, tetapi juga mengubah pola
pikir dan cara semua elemen di dalam perusahaan.
Tabel 1. Sejarah IFRS
Tahun
|
Sejarah
|
1973
|
International
Accounting Standard Committee (IASC) berdiri.
|
1974
|
IASC menyepakati International Accounting Standard
(IAS) yang akan menjadi cikal bakal International
Financial Reporting Standard (IFRS).
|
1976
|
IASC bekerjasama dengan Kelompok
Sepuluh Gubernur Bank dalam aspek dana proyek IASC dan laporan keuangan bank.
|
1977
|
Terbentuk International Federation of Accounting (IFAC).
|
1978
|
Nigeria dan Afrika Selatan
bergabung dengan IASC.
|
1980
|
Diadakan pertemuan antarpengurus
Kelompok Akuntansi dan Pelaporan PBB bertemu untuk pertemakalinya dan
menandatangani kerjasama antara IASC dan Kelompok Akuntansi dan Pelaporan PBB.
|
1982
|
International
Financial Accounting Standard (IFAC) mendorong IASC untuk
menjadi standar akuntansi global.
|
1983 -1984
|
Italia dan Taiwan bergabung.
|
1995
|
Negara-negara Uni Eropa
menandatangani kesepakatan untuk menggunakan IAS .
|
1999
|
Diadakan pertemuan menteri keuangan
negara-negara yang tergabung dalam G-7 dan Dana Moneter Internasional.
|
2001
|
Dibentuk IASB sebagai IASC.
|
2002
|
FASB dan IASB sepakat untuk
melakukan konvergensi standar akuntansi US GAAP dan IFRS.
|
2011
|
IFRS telah digunakan oleh lebih
dari 150 negara, termasuk Jepang, China, Kanada dan 27 negara Uni Eropa.
|
0 comments:
Posting Komentar
tolong diisi yha . .