Fungsi utama dari akuntansi komitmen adalah dalam kontrol
anggaran. Gagasannya adalah bahwa akun-akun bulanan yang mencatat hanya faktur
yang diterima atau dibayar nilai
terhadap proses pengambilan keputusan. Agar manajer dapat mengendalikan
anggaran mereka, mereka perlu mengetahui seberapa besar anggaran yang telah
menjadi komitmen dalam hubungan pesanan yang dibuat. Kalau manajer hanya
menerima akun-akun yang mencakup penerimaan dan pembuatan faktur saja,
manajemen dapat dengan mudah menjadi terlalu terpaku atau terlalu berkomitmen (overcommitted) kepada anggarannya.
Tentu saja manajer yang berhati-hati akan mengetahui bahwa akun-akun tersebut
tidak memasukkan pesanan yang telah dibuat namun fakturnya belum diterima, dan
akan membuat catatan mereka sendiri mengenai hal ini sehingga mereka tidak
membuat anggaran mereka overcommitted.
Pertanyaan yang muncul adalah “Jika informasi akuntansi ini sangat relevan
untuk manajer, mengapa tidak dimasukkan dalam akun-akun?”
Karena berkaitan dengan fungsi utamanya, maka akuntansi
komitmen berfokus pada pesanan yang telah dibuat. Pesanan yang diterima yang
berhubungan dengan pendapatan, tidak akan dicatat sampai faktur dikirimkan.
Masalah pengendalian anggaran tidak memengaruhi pendapatan dengan cara yang
sama seperti halnya pengendalian anggaran memengaruhi beban. Walaupun ada kasus
yang menyatakan bahwa akuntansi komitmen meningkatkan pengendalian anggaran
adalah baik, ada masalah yang turut terlibat dalam mengadopsi akuntansi
komitmen ini dalam akun-akun. Masalah ini adalah bahwa pos tertentu yang telah
didukung oleh pengiriman pesanan akan dicatat sebagai beban. Secara umum, tidak
ada kewajiban hukum yang ditimbulkan dan pesanan tersebut dapat dibatalkan
dengan mudah. Maka sulit untuk menerima bahwa pesanan ini adalah beban untuk
periode akuntansi dimana pesanan tersebut baru dibuat.
Terdapat jenis masalah yang timbul dalam akuntansi
berbasis akrual yang lebih berbahaya ketika organisasi menerapkan sistem
akuntansi komitmen ini. Misal, ada manajer yang anggarannya masih di bawah
batas maksimal sebulan sebelum akhir tahun anggaran. Manajer mengetahui bahwa
level normal dari pembelanjaan akan membuat pengeluaran anggaran terlalu rendah
dan hal ini dapat menyebabkan anggaran tahun berkutnya menjadi berkurang. Dalam
akuntansi akrual, untuk memastikan bahwa seluruh anggaran dibelanjakan, maka
pesanan tambahan akan diajukan dan faktur yang diterima akan dicatat. Hal ini
menjadi masalah, namun setidaknya dibatasi oleh waktu mulai dari pesanan
diajukan sampai dengan faktur tersebut diterima.
Jika menggunakan akuntansi komitmen, manajer dapat dengan
mudah mengeluarkan pesanan saat mendekati akhir tahun anggaran untuk
menghabiskan anggaran tersebut. Sementara, kecil kemungkinannya untuk mencegah
pesanan dibatalkan setelah tahun anggaran yang baru dimulai. Faktanya, dalam
praktik untuk akuntansi komitmen ini adalah mengeluarkan semua pesanan yang
dibuat namun fakturnya belum diterima dari akun-akun. Hal ini berarti bahwa
walaupun akuntansi komitmen dapat meningkatkan pengendalian anggaran dan dapat
digunakan sebagai alat untuk melaporkan kinerja secara periodik kepada manajer,
praktik profesional beberapa negara membatasi penggunaannya dalam akun-akun
tertentu.
Jika akuntansi komitmen diadopsi selama tahun anggaran,
konversi dari akuntansi komitmen menjadi akrual biasa pada akhir tahun adalah
sebagai berikut:
Pesanan yang dibuat xxx
Belanja ABC xxx
Belanja
XYZ xxx
Jurnal ini dibuat untuk pesanan yang telah dibuat namun
fakturnya belum diterima pada akhir tahun. Jurnal ini akan dibalik dalam tahun
anggaran yang baru sehingga akun yang dicatat kembali menjadi komitmen yang
dicatat.
0 comments:
Posting Komentar
tolong diisi yha . .