Minggu, 19 Februari 2012

Perhitungan Metode Full and Variable Costing


1.      Metode Full costing
Laporan Laba-Rugi
Untuk periode yang berakhir 31 Desember …
_________________________________________________________________
      Penjualan (sales)                                                                                              xxx
      Biaya Produksi (production cost):
      Persed.awal brg jadi (beginning finished goods inventory)               xxx
      BBB (raw material cost)                                                         xxx
      BTKL direct labor cost)                                                          xxx
      BOP variabel (variable FOH)                                                 xxx
      BOP tetap (fixed FOH)                                                          xxx
      HP.Produksi (cost of goods manufactured)                                       xxx +
      Brg tersedia untuk dijual ( goods available for sales)                         xxx
      Persed. Akhir brg jadi (ending finished goods inventory)                 xxx –
      HPP (cost of goods sold)                                                                                xxx –
      Laba kotor (gross income)                                                                              xxx
      Biaya Non Produksi (Non production cost):
      Biaya pemasaran (marketing expense)                                                xxx
     
Biaya administrasi dan umum
(general & adiminstrative expense)                                         xxx +
      Total biaya non produksi                                                                                xxx –
      Laba bersih sebelum pajak (EBT)                                                                   xxx

  1. Metode variabel costing

Laporan Laba-Rugi
Untuk periode yang berakhir 31 Desember …
      ________________________________________________________________
Penjualan (sales)                                                                                              xxx
Biaya variabel (variable cost):
      Persed.awal brg jadi (beginning finshed goods inventory)                xxx
      BBB (raw material cost)                                                         xxx
      BTKL (direct labor cost)                                                        xxx
      BOP (FOH) variabel                                                               xxx +
      HP.Produksi (cost of goods manufactured)                                       xxx +
      BTUD (goods available for sales)                                                       xxx
      Persed. Akhir brg jadi (ending finished goods inventory)                 xxx –
      HPP(cost of goods sold)                                                                                 xxx –
Margin kontribusi kotor (gross CM)                                                               xxx
Biaya komersial variabel (variable of commercial expenses);
Biaya pemasaran variabel (variable of marketing expenses)   xxx
Biaya adm.& umum variabel
(variable of general and administrative expenses)                  xxx +
                                                                                                                        xxx –
Batas kontibusi bersih (net CM)                                                                     xxx
Biaya tetap (fixed cost);
BOP tetap (fixed FOH)                                                          xxx
Biaya pemasaran tetap (fixed marketing expenses)                xxx
Biaya adm.& umum tetap
(fixed general and administrative expenses)                           xxx +
                                                                                                                        xxx -
Laba bersih setelah pajak (EAT)                                                                     xxx     

Prosedur Audit


Prosedur Audit
Ketika merancang pengujian pengendalian dan penngujian substantif atas transaksi, auditor menekankan pada pemenuhan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Auditor mengikuti pendekatan empat langkah untuk mengurangi risio pengendalian yang diperkirakan.
1.      Memberlakukan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi pada kelas transaksi yang diuji, seperti penjualan.
2.      Mengidentifikasi pengendlian kunci yang dapat mengurangi risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
3.      Mengembangkan pengujian pengendalian yang tepat bagi semua pengendalian internal yang digunakan untuk mengurangi penilaian pendahuluan atas resiko pengendalian di bawah maksimum.
4.      Untuk jenis salah saji potensial yang berkaitan dengan transaksi, rancanglah pengujian subtantif atas transaksi yang tepat, dengan mempertimbangkan defisiensi dalam pengendalian internal dan hasil yang diharapkan dari pengujian pengendalian pada langkah tiga.
Berikut merupakan ilustrasi pendekatan empat langkah untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi.


 







Merancanng pengujian substantif atas transaksi (langkah 4)

Merancang pengujian pengendalian (langkah 3)
Prosedur audit

Prosedur audit
Ukuran sampel
Ukuran sampel
Item-item yang dipilih

Item-item yang dipilih
Penetapan waktu

Penetapan waktu
Karena relatif murah, banyak auditor melaksanakan prosedur analitis pada semua audit. Prosedur analitis yang dilaksanakan selama pengujian subtantif, seperti audit piutang usaha, biasanya lebih berfokus dan lebih ekstentif ketimbang yang dilakukan sebagai bagian dari perencanaan. Selama tahap perencanaan, auditor dapat mengkalkulasi presentase margin kotor untuk total penjualan, sementara selama pengujian atas piutang usaha, auditor dapat mengkalkulasi presentase margin kotor per bulan atau per lini bisnis atau mungkin keduanya. Prosedur analitis yang dihitung dengan menggunakan jumlah bulanan biasanya akn lebih efektif dalam mendeteksi salah saji ketimbang yang dihitung dengan menggunakan jumlah tahunan, dan perbandingan per lini bisnis biasanya akan lebih efektif ketimbang perbandingan seluruh perusahaan.
Sebagai contoh jika penjualan dan piutang usaha didasarkan pada hubungan yang dapat diprediksi dengan data nonkeuangan, auditor sering kali menggunakan informasi itu untuk melakukan prosedur analitis. Demikian pula, jika penagihan pendapatan didasarkan pada jumlah jam kerja profesional yang dibebankan kepada klien, seperti dalam biro hukum dan organisasi lainnya yang menyediakan jasa, auditor dapat mengestimasi total pendapatan dengan mengallikan jam kerja yang ditagihkan dengan rata-rata tarif penagihan.
Ketika auditor berencana menggunakan prosedur analitis untuk memberikan keyakinan substantif tentang saldo akun, data yang digunakan dalam kalkulasi harus dipandnag cukup dapat diandalkaan. Ini berlaku untuk semua data, terutama data nonkeuangan. Sebagai contoh, jika auditor mengestimasi total pendapatan dengan menggunakan jam kerja yang ditagihkan dan rata-rata tarif penagihan, auditor harus yakin bahwa kedua angka iitu dapat diandalkan secara layak.
Untuk merancang prosedur audit penngujian rincian  saldo, auditor menggunakan metodelogi yang berorientasi pada tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Sebagai contoh jika auditor memverifikasi piutang usaha perosedur audit yang direncanakan harus mencukupi untuk memenuhi setiap tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Dalam merencanakan proedur audit pengujian rincian saldo untuk memenuhi tujuan tersebut, banyak auditor mengikuti metodelogi seperti yang ditujukkan pada ilustrasi dibawah untuk piutang usaha. Perancangan prosedur ini biasanya adalah bagian yang paling sulit dari seluruh proses perencanaan karena bersifat subjektif dan memerlukan banyak pertimbangan profesional.

Perancangan Program Audit

Perancangan program audit
Setelah auditor menggunakan prosedur penilaian resiko untuk menentukan penekanan yang tepat pada masing-masing dari empat jenis pengujian laiinya, program audit khusus bagi setiap jenis harus dirancang. Prosedur audit ini kemudian digabungkan untuk membentuk program audit. Pada bagian besar audit, auditor yang bertanggung jawab atas penugasan itu merekomendasikan bauran bukti kepada manajer penugasan. Setelah bauran bukti tersebut disetujui, auditor yang bertanggung jawab atas penugasan itu merekomendasikan bauran bukti kepada manajer penugasan. Setelah bauran bukti tersebut disetujui, auditor yang bertanggung jawab lalu menyusun program audit atau memodifikasi program yang sudah ada agar memenuhi semua tujuan audit, dengan mempertimbangkan hal-hal seperti materialitas, bauran bukti, risiko inhern, risiko pengendalian, dan setiap risiko kecurangan yang diidentifikasi, serta kebutuhan akan audit yang terintegrasi bagi sebuah perusahaan publik. Auditor yang bertanggung jawab itu juga cenderung mendapat persetujuan dari manajer sebelum melaksanakan prosedur audit atau mendelegasikan tugasnya kepada asisten.
 Program audit dirancang untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan. Selain pada bagian program audit yang berisi  prosedur penilaian resiko. Prosedur pelaksanaan resiko tersebut dilaksanakan pada tahap perencanaan. Program audit bagi kebanyakan audit juga dirancang dalam tiga bagian tambahan yaitu pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi, prosedur analitis substantif, dan pengujian rincian saldo.
Setiap siklus transaksi mungkin akan dievaluasi dengan menggunakan serangkaian program sub-audit yang terpisah. Dalam siklus penjualan dan penagihan, misalnya auditor dapat menggunakan:
a.       Program audit pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk penjualan dan penerimaan kas.
b.      Program audit prosedur analitis substantif untuk keseluruhan siklus.
c.       Program audit pengujian rincian saldo untuk kas, piutang usaha, beban piutang tak tertagih, penyisihan untuk piutang tak tertagih dan piutan usaha rupa-rupa.
Program audit pengujian pengendalian dan pengjuian substantif atas transaksi biasanya meliputi bagian deskriptif yang mendokumentasikan pemahaman atas pengendalian internal yang diperoleh selama pelaksanaan prosedur penilaian resiko. Proggram itu juga mungkin menyertakan suatu uraian tentang prosedur yang dilaksanakan untuk memperoleh pemahaman atas pengendalian internal dan penilaian tingkat risiko pengendalian. Auditor mengunakan informai ini untuk mengembangkan program audit  pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas trasaksi. Berikut merupakan ilusttrasi metodelogi yang digunakan untuk merancang pengujian tersebut.


 












Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
Prosedur audit
Ukuran sampel
Item yang dipilih
Penetapan waktu

*   luas pengujian pengendalian ditemukan oleh ketergantungan yang direncanakan pada pengendalian. Untuk perusahaan publik, pengujian harus mencukupi untuk mengeluarkan pendapat tentang pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
Prosedur audit tersebut meliputi pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi, yang bervariasi tergantung pada penilaian resiko pengendalian. Apabila pengendalian sudah efektif dan risiko pengendalian dinilai rendah, auditor akan sangat menekankan pada pengujian pengendalian. Beberapa pengujian atas transaksi juga akan disertakan. Jika resiko pengendalian dinilai maksimum, hanya pengujian substantif atas transaksi yang akan digunakan, dengan asumsi audit itu dilakukan atas perusahaan nonpublik.