Selasa, 20 Desember 2011

Keuntungan dan Kendala Mengadopsi IFRS


Keuntungan (kelebihan) jika mengadopsi IFRS
Membuat perubahan dari PSAK ke IFRS, artinya anda sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global, yang akan membuat perusahaan (business) anda bisa dimengerti oleh global pasar dunia. Dengan demikian, jika kinerja perusahaan anda memang memiliki nilai jual yang pantas, maka potensi perusahaan akan lebih bagus dibandingkan ketika perusahaan anda belum mengadopsi IFRS dalam pembuatan laporan keuangannya. The big-5 accounting firm sering mengatakan bahwa banyak dari perusahaan-perusahaan yang telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan yang signifikan dalam rangka memenuhi maksud mereka memasuki pasar modal dunia (global).
PricewaterhouseCoopers dalam publikasinya “Making A change To IFRS” mengatakan:
Financial reporting that is not easily understood by global users is unlikely to bring new business or capital to a company. This is why so many are either voluntarily changing to IFRS, or being required to by their governments. Communicating in one language to global stakeholders enhances confidence in the business and improves finance-raising capabilities. It also allows multinational groups to apply common accounting across their subsidiaries, which can improve internal communications, and the quality of management reporting and group decision-making. At the same time, IFRS can ease acquisitions and divestments through greater certainty and consistency of accounting interpretation. In increasingly competitive markets, IFRS allows companies to benchmark themselves against their peers worldwide, and allows investors and others to compare the company’s performance with competitors globally. Those companies that do not make themselves comparable (or can’t, because national laws stand in the way) will be at a disadvantage and their ability to attract capital and create value going forward will be undermined
Kendala dalam harmonisasi PSAK ke dalam IFRS
                                              1.          Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya
                                              2.          IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS masih dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.
                                              3.          Kendala bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan acapkali ini tidaklah mudah.
                                              4.          Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak metode akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan.
                                              5.          Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.
                                              6.          Support pemerintah terhadap issue konvergensi.

0 comments:

Posting Komentar

tolong diisi yha . .