Keuntungan
(kelebihan) jika mengadopsi IFRS
Membuat perubahan dari PSAK ke IFRS,
artinya anda sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan global, yang akan
membuat perusahaan (business) anda bisa dimengerti oleh global pasar dunia.
Dengan demikian, jika kinerja perusahaan anda memang memiliki nilai jual yang
pantas, maka potensi perusahaan akan lebih bagus dibandingkan ketika perusahaan
anda belum mengadopsi IFRS dalam pembuatan laporan keuangannya. The big-5 accounting firm sering mengatakan bahwa banyak dari
perusahaan-perusahaan yang telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan yang
signifikan dalam rangka memenuhi maksud mereka memasuki pasar modal dunia
(global).
PricewaterhouseCoopers dalam
publikasinya “Making A change To
IFRS” mengatakan:
“Financial reporting that is not
easily understood by global users is unlikely to bring new business or capital
to a company. This is why so many are either voluntarily changing to IFRS, or
being required to by their governments. Communicating in one language to global
stakeholders enhances confidence in the business and improves finance-raising
capabilities. It also allows multinational groups to apply common accounting
across their subsidiaries, which can improve internal communications, and the
quality of management reporting and group decision-making. At the same time,
IFRS can ease acquisitions and divestments through greater certainty and
consistency of accounting interpretation. In increasingly competitive markets,
IFRS allows companies to benchmark themselves against their peers worldwide,
and allows investors and others to compare the company’s performance with
competitors globally. Those companies that do not make themselves comparable
(or can’t, because national laws stand in the way) will be at a disadvantage
and their ability to attract capital and create value going forward will be
undermined”
Kendala
dalam harmonisasi PSAK ke dalam IFRS
1.
Dewan
Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya
2.
IFRS
berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS masih
dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.
3.
Kendala
bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia dan acapkali ini tidaklah mudah.
4.
Infrastuktur
profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak metode akuntansi
yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan.
5.
Kesiapan
perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.
6.
Support
pemerintah terhadap issue konvergensi.
0 comments:
Posting Komentar
tolong diisi yha . .