Minggu, 19 Februari 2012

Prosedur Audit


Prosedur Audit
Ketika merancang pengujian pengendalian dan penngujian substantif atas transaksi, auditor menekankan pada pemenuhan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Auditor mengikuti pendekatan empat langkah untuk mengurangi risio pengendalian yang diperkirakan.
1.      Memberlakukan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi pada kelas transaksi yang diuji, seperti penjualan.
2.      Mengidentifikasi pengendlian kunci yang dapat mengurangi risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
3.      Mengembangkan pengujian pengendalian yang tepat bagi semua pengendalian internal yang digunakan untuk mengurangi penilaian pendahuluan atas resiko pengendalian di bawah maksimum.
4.      Untuk jenis salah saji potensial yang berkaitan dengan transaksi, rancanglah pengujian subtantif atas transaksi yang tepat, dengan mempertimbangkan defisiensi dalam pengendalian internal dan hasil yang diharapkan dari pengujian pengendalian pada langkah tiga.
Berikut merupakan ilustrasi pendekatan empat langkah untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian subtantif atas transaksi.


 







Merancanng pengujian substantif atas transaksi (langkah 4)

Merancang pengujian pengendalian (langkah 3)
Prosedur audit

Prosedur audit
Ukuran sampel
Ukuran sampel
Item-item yang dipilih

Item-item yang dipilih
Penetapan waktu

Penetapan waktu
Karena relatif murah, banyak auditor melaksanakan prosedur analitis pada semua audit. Prosedur analitis yang dilaksanakan selama pengujian subtantif, seperti audit piutang usaha, biasanya lebih berfokus dan lebih ekstentif ketimbang yang dilakukan sebagai bagian dari perencanaan. Selama tahap perencanaan, auditor dapat mengkalkulasi presentase margin kotor untuk total penjualan, sementara selama pengujian atas piutang usaha, auditor dapat mengkalkulasi presentase margin kotor per bulan atau per lini bisnis atau mungkin keduanya. Prosedur analitis yang dihitung dengan menggunakan jumlah bulanan biasanya akn lebih efektif dalam mendeteksi salah saji ketimbang yang dihitung dengan menggunakan jumlah tahunan, dan perbandingan per lini bisnis biasanya akan lebih efektif ketimbang perbandingan seluruh perusahaan.
Sebagai contoh jika penjualan dan piutang usaha didasarkan pada hubungan yang dapat diprediksi dengan data nonkeuangan, auditor sering kali menggunakan informasi itu untuk melakukan prosedur analitis. Demikian pula, jika penagihan pendapatan didasarkan pada jumlah jam kerja profesional yang dibebankan kepada klien, seperti dalam biro hukum dan organisasi lainnya yang menyediakan jasa, auditor dapat mengestimasi total pendapatan dengan mengallikan jam kerja yang ditagihkan dengan rata-rata tarif penagihan.
Ketika auditor berencana menggunakan prosedur analitis untuk memberikan keyakinan substantif tentang saldo akun, data yang digunakan dalam kalkulasi harus dipandnag cukup dapat diandalkaan. Ini berlaku untuk semua data, terutama data nonkeuangan. Sebagai contoh, jika auditor mengestimasi total pendapatan dengan menggunakan jam kerja yang ditagihkan dan rata-rata tarif penagihan, auditor harus yakin bahwa kedua angka iitu dapat diandalkan secara layak.
Untuk merancang prosedur audit penngujian rincian  saldo, auditor menggunakan metodelogi yang berorientasi pada tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Sebagai contoh jika auditor memverifikasi piutang usaha perosedur audit yang direncanakan harus mencukupi untuk memenuhi setiap tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Dalam merencanakan proedur audit pengujian rincian saldo untuk memenuhi tujuan tersebut, banyak auditor mengikuti metodelogi seperti yang ditujukkan pada ilustrasi dibawah untuk piutang usaha. Perancangan prosedur ini biasanya adalah bagian yang paling sulit dari seluruh proses perencanaan karena bersifat subjektif dan memerlukan banyak pertimbangan profesional.

0 comments:

Posting Komentar

tolong diisi yha . .